Selamat Datang

Mari berbagi ilmu, saling melengkapi. jika ada kesalahan saling membenahi.

Selasa, 09 Juni 2015

Alih Kode



PENELITIAN

“ALIH KODE DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MIM II KEMUNING”






Oleh :
Johan Edy Raharjo           ( 0921104090 )
PBSI 2009 R/D




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI PONOROGO
  2011
  


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak lepas dari dunia pendidikan. Sejak lahir setiap individu akan memperoleh pendidikan agar dapat berkembang sesuai tingkatan-tingkatan umur serta diharapkan mampu hidup di lingkungan sosial secara wajar. Pendidikan dapat dilakukan dimanapun berada, di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat ataupun yang lainnya. pendidikan formal, yakni pendidikan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah swasta maupun negeri. Merupakan salah satu tempat bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan. Proses pendidikan memerlukan waktu yang relatif panjang. Dalam waktu yang panjang itu ilmu pengetahuan sedikit-demi sedikit diberikan sesuai dengan kebutuhan ilmu pengetahuan di setiap jenjang yang sedang ditempuh. Proses belajar mengajar merupakan proses yang sangat penting dalam menyampaikan materi ajar. Berbagai pendekatan, metode, strategi  pembelajaran digunakan untuk memperlancar dan mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. Bahasa sebagai media pokok yang berperan penting dalam proses pembelajaran di kelas, komunikasi multi arah akan tercapai dan proses pembelajaran akan semakin mudah dan menyenangkan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam hubungannya sebagai bahasa pengantar pendidikan di sekolah-sekolah akan menjadi pijakan bahwa bahasa pengantar di lembaga pendidikan mulai dari tingkat yang terendah sampai pendidikan tertinggi dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Namun dalam praktiknya di lingkungan pendidikan, tidak hanya Bahasa Indonesia akan tetapi bahasa lainnya seperti Bahasa Jawa, Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan berbagai bahasa akan memberi berbagai pengaruh dalam proses pembelajaran di kelas.

1.2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan pokok secara spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Bagaimana alih kode dalam proses pembelajaran?
b.      Mengapa terjadi alih kode?
c.       Apa manfaat dengan adanya alih kode pada proses pembelajaran?

1.3.Tujuan.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulisan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Untuk mendeskripsikan alih kode dalam proses pembelajaran
b.      Untuk menjelaskan mengapa terjadi alih kode dalam proses pembelajaran.
c.       Memberikan gambaran manfaat adanya alih kode pada proses pembelajaran.

1.4. Manfaat.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, antara lain :
a.       Bagi guru
Dapat memberikan wawasan serta baik buruknya alih kode dalam proses pembelajaran.
b.      Bagi mahasiswa
Dapat memberikan wawasan tentang alih kode.
c.       Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pemahaman tentang alih kode dalam proses pembelajaran.





BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.  Pengertian.
            Pengertian bahasa seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982). “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkominukasi, dan mengidetifikasikan diri”.

Appel (1976:79) mendefinisikan alih kode itu sebagai, “Gejala pemakaian bahasa karena berubahnya situasi”. Berbeda dengan Appel yang mengatakan bahwa alih kode itu terjadi antar bahasa, maka Hymes (1875:103) menyatakan alih kode itu bukan hanya antar bahasa, tetapi dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa.

2.2. Jenis.
     Alih kode dapat di bagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Alih kode dalam satu bahasa, merupakan alih kode yang terjadi dalam satu bahasa. Alih kode ini terjadi antar ragam atau gaya bahasa yang digunakan dengan ragam atau gaya bahasa lainnya dalam satu bahasa.
2.      Alih kode antar bahasa, merupakan alih kode yang terjadi karena perubahan penggunaan bahasa satu ke bahasa lainnya.
2.3. Faktor.
Dalam berbagai kepustakaan linguistik secara umum penyebab alih kode itu antara lain  :
a.       Pembicara atau penutur
b.      Pendengar atau lawan tutur
c.       Perubahan situasi  dengan hadirnya orang ketiga
d.      Perubahan dari formal ke informal atau sebaliknya
e.       Perubahan topik pembicaraan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian.
                 Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif berupa mengambarkan objek apa adanya tidak berdasarkan angka.

3.2. Objek Penelitian.
   Objek penelitian ini adalah siswa dan guru MIM II kemuning kec, Tegalombo Kab, Pacitan.

3.3. Data Penelitian.
            Data penelitian ini di peroleh dari hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

3.4. Metode Pengumpulan Data.
            Dalam pengumpulan data, penulis mengunakan cara mengamati langsung, mencatat pembicaraan antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

3.5. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka penulis mengadakan analisis. Untuk menganalisis data, penulis mengaitkan hasil data yang telah diperoleh dengan landasan teori yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya.







BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.    Pembahasan
a.      Percakapan pertama
Guru                    :    Sekarang kalian buka bab berikutnya, di situ ada gambar dan paragraf di sampingnya, coba kalian baca.
Siswa                   :    iya pak. Pak ini digambar pak? di kerjakan pak?
Guru                    :    lha piye to cah, woconen bacaane disik, ora digambar utowo di garap. Opo iso nek ora moco langsung di garap.
Siswa                   :    ow gitu  ya pak.
Guru                    :    iya.nduk.

        Dari hasil percakapan antara siswa dan guru pada percakapan pertama diatas. Guru pada awal mulanya berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, pada saat ada seorang siswa yang belum memahami instruksi guru, menanyakan apa yang harus dilakukannya. Guru yang memahami bahwa murid tersebut belum paham maksud yang disampaikan menjelaskan kembali apa yang baru saja disampaikan, namun tidak lagi menggunakan Bahasa Indonesia akan tetapi beralih menggunakan Bahasa Jawa Agar Siswa tersebut bisa memahami maksud yang disampaikan. Dengan penggunaan Bahasa Jawa yang merupakan Bahasa Ibu sangat membantu pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Setelah siswa memahami instruksi yang diberikan. Guru beralih kode lagi dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

b.      Percakapan kedua.
Guru                    :    Kalian sudah paham belum?
Siswa                   :    belum pak.
Guru                    :    yang mana yang belum kalian pahami?
Siswa                   :    cara mengerjakan pak.
Guru                    :    perhatikan dulu.
                                 Nulise mengko ae. Carane yoiku sing nduwur di pingne karo sing nduwur hasile di tulis,  lha, sing ngisor yo podo, ngisor di pingne karo sing ngisor. Hasile di tulis. Nek wis ketemu trus di sederhanakne.
                                 Bagaimana, masih bingung? Sudah paham belum?.
Siswa                   :    paham pak.

Pada percakapan kedua tidak jauh berbeda dengan data sebelumnya. Guru juga melakukan alih kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa. Karena penggunaan Bahasa Jawa pada saat menyampaikan atau menjelaskan materi kepada siswa dianggap lebih mudah dipahami karena hal ini berkaitan dengan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam tingkatan sekolah dasar cenderung menggunakan Bahasa Jawa, bahasa sehari-hari lebih sering digunakan.

c.       Percakapan ketiga.
Guru             :    selamat pagi anak-anak.
Siswa            :    selamat pagi bu.
Guru             :    how are you today?
Siswa            :    I am Fine.
Guru             :    sudahkah kalian berdoa? Sampun berdoa?.
Siswa            :    sampun bu.
Guru             :    baiklah, mari kita mulai pelajaran hari ini.

Sedangkan pada data percakapan ketiga diatas. Pada saat proses pembelajaran, guru menggunakan tiga bahasa pada saat membuka pelajaran. Penggunaan beberapa bahasa yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jawa  secara berturut-turut merupakan cara yang dilakukan oleh guru untuk mengenalkan berbagai bahasa kepada siswa. Memberi stimulus untuk menarik perhatian seluruh kelas. Selain itu proses pembelajaran lebih bervariasi, kelas lebih mudah dikondisikan karena perhatian siswa akan terpusat, siswa lebih antusias, serta tidak membosankan.

d.      Percakapan keempat
Guru               :    hari ini kita akan mempelajari tentang surat resmi. Sekarang kalian buka bab yang membahas tetang materi surat resmi.
Siswa              :    baik pak.
Guru               :    apakah hari ini ada yang tidak masuk?
Siswa              :    ada pak.
Guru               :    siapa?
Siswa              :    Toto pak.
Guru               :    kenapa ngak masuk? Buat surat atau tidak?.
Siswa              :    ngak tau pak. Ngak ada suratnya.
Guru               :    ya udah ngak apa-apa. Lain waktu jika kalian tidak masuk harus membuat surat izin.agar jelas kenapa kalian tidak masuk. Baiklah mari kita lanjutkan pelajaran hari ini.

Pada percakapan ke empat ini terlihat percakapan antara guru dan siswa yang membicarakan materi pelajaran yang akan dibahas. Namun sebelum pembahasan materi pelajaran dimulai, guru menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah. Semula mereka menggunakan ragam bahasa resmi saat sedang membicarakan materi pelajaran. Akan tetapi setelah pembicaraan beralih pada masalah siswa yang tidak masuk sekolah terjadi alih kode, mereka menggunakan ragam bahasa santai untuk membicarakan siswa yang tidak masuk. Dengan adanya alih kode akan melumerkan kekakuan suasana formal dan menggambarkan kedekatan dan keakraban hubungan antara siswa dan guru.

                        Guru melakukan alih kode pada saat proses pembelajaran berlangsung karena penguasaan bahasa siswa masih dalam hal  yang sederhana. Dalam hal penyampaian materi ajar penggunaan bahasa lokal boleh dilakukan untuk menunjang pemahaman siswa. Apalagi untuk tingkat sekolah dasar harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Alih kode juga bisa menjadi stimulus siswa untuk lebih cepat memahami materi. Untuk merangsang fungsi ingatan dan imajinasi individu  yang memungkinkan anak mampu menggunakan fungsi intelektual dalam mengenal dan menganalisis harus diberi stimulus. Stimulus yang kuat dapat menarik perhatian sehingga pemahaman siswa terhadap materi ajar bisa tercapai secara maksimal.


BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan.
                 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.       Alih kode dalam pembelajaran merupakan pemakaian beberapa bahasa, ragam bahasa pada saat proses belajar mengajar secara bergantian. Alih kode sering terjadi sebab peserta didik maupun pendidik menguasai lebih dari satu bahasa ataupun ragam bahasa yang bermacam-macam.
b.      Alih kode terjadi karena peserta didik dan pendidik menguasai lebih dari satu bahasa, penjelasan materi ajar akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik, penggunaan berbagai bahasa akan memberikan stimulus. Stimulus ini untuk merangsang fungsi ingatan dan imajinasi individu  yang memungkinkan anak mampu menggunakan fungsi intelektual dalam mengenal dan menganalisis.
c.       Manfaat alih kode dalam pembelajaran dikelas antara lain : peserta didik lebih mudah memahami apa yang dijelaskan oleh pendidik (guru), kondisi kelas lebih terkondisikan, proses pembelajaran lebih bervariasi, Tidak membosankan, sehingga kondisi kelas lebih rileks.

5.2. Saran.
                 Didalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru dituntut untuk lebih peka terhadap perkembangan peserta didiknya. Mempunyai daya pikir yang cerdas. Beberapa tujuan pembelajaran adalah agar siswa mampu menguasai materi pelajaran secara maksimal. Sehingga pendidik (guru) diharapkan mengetahui cara yang tepat untuk memperlancar proses belajar mengajar di kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan mempelajari alih kode dalam proses belajar mengajar di kelas kita akan lebih memahami manfaat apa yang terkandung didalamnya. Kita akan menjadi manusia yang berwawasan luas, cerdas, percaya diri. Lebih-lebih menjadi lebih dewasa, bijaksana dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas yang kita emban.


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharudin, 2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Sleman, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sutejo, 2009. Menemukan Profesi Dengan Mahir Berbahasa. Surabaya:Lentera Cendikia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar