ANALISIS ASPEK LOKUSI, ILOKUSI, DAN
PERLOKUSI PADA IKLAN
“KAMPANYE JOKOWI”
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah
“Analisis Wacana 2”
Dosen Pengampu:
Regena
Devi Mayanthi, S.S
Disusun
oleh:
Johan Edy Raharjo
0921104090
PBSI 2009 R.D
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PGRI PONOROGO
2012
ANALISIS ASPEK LOKUSI, ILOKUSI, DAN
PERLOKUSI PADA IKLAN
“KAMPANYE JOKOWI”
A.
Sekilas
tentang Lokusi, ilokusi dan perlokusi.
1. Tindak Lokusi
Tidak tutur
lokusi terdiri dari pengujaran suatu
ungkapan yang mengandung makna dan acuan tertentu, yaitu dengan menggunakan
bunyi dan kata-kata yang bermakna . Tindak
Tutur Lokusi adalah
semata-mata tindak berbicara, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan
kalimat sesuai dengan makna kata itu dan makna kalimat itu sesuai dengan kaidah
sintaksisnya.
2. Tindak
ilokusi
Tindak ilokusi adalah tindak yang dilakukan dengan menghasilkan ujaran:
dengan mengujarkan janji, janji telah dibuat; dengan mengucapkan ancaman, suatu
ancaman dibuat. Tindak Tutur Ilokusi
adalah tindak melakukan sesuatu. Di sini kita mulai berbicara
tentang maksud dan fungsi atau daya ujaran yang bersangkutan, untuk apa ujaran
itu dilakukan.
3. Tindak
perlokusi
Tindak perlokusi adalah penghasilan suatu efek
melalui lokusi dan ilokusi, Tindak Tutur Perlokusi mengacu ke efek
yang ditimbulkan oleh ujaran yang dihasilkan oleh Penutur.
B.
Teks dalam iklan
yang akan dianalisis
Iklan
“kampanye Jokowi” merupakan iklan kampanye yang disiarkan di televisi pada saat
kampanye terbuka, pilkada di Jakarta. Dibuat oleh tim sukses Jokowi, Iklan
tersebut berdurasi 60 menit. Membicarakan masalah perekonomian, pedagang kecil
yang ada di Jakarta. Prabowo Subianto sebagai ketua Asosiasi Pedagang Seluruh
Indonesia menyerukan dukungannya kepada Jokowi. Jokowi merupakan calon gubernur
yang tegas, dapat membawa Jakarta menjadi lebih baik. Berikut monolog dalam
iklan tersebut:
Prabowo Subianto: “Saya Prabowo Subianto, ketua
asosiasi pedagang pasar seluruh Indonesia, para pedagang kecil, pekerja, kaum
ibu adalah tulang punggung ekonomi bagi Jakarta dan Indonesia namun hidup
mereka semakin berat. Harga pangan dan bahan bakar terus meningkat, dan ketika
pedagang tradisional berusaha menjual
barangnya, harga terjangkau masyarakat, mereka terusir demi dibangunnya
hypermarket yang membuat mereka kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu pedagang
pasar dan seluruh warga Jakarta butuh pemimpin yang tegas seperti Joko Widodo.
Di Solo Jokowi membangun sebuah pusat perdagangan untuk menyelamatkan lapangan
kerja bagi para pedagang kecil dan membantu mereka untuk mendapatkan tambahan
penghasilan. Saya, Prabowo Subianto mendukung
jokowi dan basuki untuk Jakarta yang lebih baik.”
C.
Analisis
Teks Dalam Iklan
“Kampanye Jokowi”
“pedagang pasar dan
seluruh warga Jakarta butuh pemimpin yang tegas seperti Joko Widodo.”
“Di Solo Jokowi
membangun sebuah pusat perdagangan untuk menyelamatkan lapangan kerja bagi para
pedagang kecil dan membantu mereka untuk mendapatkan tambahan penghasilan”
dalam teks iklan diatas, tim sukses
ingin menunjukkan bahwa Joko Widodo merupakan calon pemimpin yang paling baik,
tegas, dan tanggap dalam menangani permasalahan. Mampu membawa kota Jakarta
menjadi lebih baik.
1. Lokusi:
adalah makna tersirat atau makna sesungguhnya.
Penutur
tuturan ini tidak merujuk kepada maksud tertentu kepada mitra tutur. Tuturan
ini bermakna bahwa, si penutur mengatakan bahwa pedagang dan seluruh warga
Jakarta sangat membutuhkan seorang pemimpin yang tegas.
2. Ilokusi:
adalah makna tersirat pada teks (maksud
yang sebenarnya).
“pedagang pasar dan
seluruh warga Jakarta butuh pemimpin yang tegas seperti Joko Widodo.”
“Di Solo Jokowi
membangun sebuah pusat perdagangan untuk menyelamatkan lapangan kerja bagi para
pedagang kecil dan membantu mereka untuk mendapatkan tambahan penghasilan”
Merupakan
makna tersirat dalam iklan. Tim sukses ingin memperkenalkan bahwa Joko Widodo,
calon yang diusungnya dalam pilkada di Jakarta ini merupakan calon yang
mempunyai kemampuan lebih daripada yang lain, tegas, memperhatikan kehidupan
rakyat kecil sehingga rakyat kecil benar-benar terbantu dengan kehadirannya.
3. Perlokusi:
adalah efek dari kedua hal di
atas.yaitu, penonton atau audiens yang melihat iklan tersebut tersugesti untuk
memilih pasangan calon yang dimaksud.
Dengan
demikian secara tidak langsung dalam iklan tersebut terjadi suatu tindak tutur.
Komunikasi penyiaran dalam iklan sangat menarik karena adanya kombinasi antara
audio dan visual yang saling melengkapi. Sehingga memberikan dampak yang luar
biasa.
D.
Kesimpulan
Dalam
sebuah iklan terdapat unsur lokusi, ilokusi, perlokusi yang dipergunakan
sebagai bahan kaji. Ketepatan unsure gramatik dan juga paduan dari unsur retorika sebagai bagian penting yang dianggap
mampu memengaruhi audien sangat dibutuhkan untuk membuat suatu iklan mampu
menyugesti penonton dan melakukan apa yang diinginkan oleh pembuat iklan (tim
sukses). Ketrampilan dalam memadukan gambaran umum kehidupan masyarakat
khususnya pedagang dan kedekatan Jokowi menambah daya tarik tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar